Branded vs Style
Story to tell this evening..
5 pm
BRANDED vs STYLE
2 orang wanita melintas di depan saya. Berbagai branded terkenal berbaris dari ujung kaki sampi ujung kepala, mulai dari sepatu, dress, belt, arloji, handbag, sampai kacamata yang diletakkan sebagai bando di atas kepala.
Yang menarik perhatian saya disini adalah cara mereka berpenampilan. Keduanya sama-sama gila branded tapi "cara" mereka yang membedakan.
Wanita yang pertama : berbagai brand terkenal dikenakannya berlomba menarik perhatian. Sayangnya bukan pujian tetapi malah cibiran karena yang dikenakan terlihat "salah" penempatannya.
Wanita yang kedua : sama juga menggunakan brand terkenal, tapi lebih "manis" penampakannya. Suka saya melihatnya, dengan seumur beliau tapi tetap terlihat fresh dan stylish.
Menurut saya (ini sih penilaian saya pribadi yah) style itu memang ada hubungannya dengan brand terkenal, tapi brand terkenal bukan faktor utama untuk menentukan nilai style itu sendiri. Nggak masalah brand apa yang dipakai, tapi yang penting adalah bagaimana cara kita memadu padankan atau mengkreasikannya hingga terlihat "manis" dan sesuai dengan kepribadian si pemakainya. Menciptakan suatu style terkadang justru tidak mengikuti norma dasar fashion.
Barang branded biasanya dibuat berdasar design dan kualitas tinggi sehingga kuat dan tahan lama dibandingkan dengan barang yang "biasa". Para pengguna barang branded biasanya membeli barang branded karena mendasarkan pada design dan kualitas performanya, atau mengerti filosofi dan sejarah di balik pembuatannya.
Seiring tingginya kelas seseorang dari tingkat pendapatannya, maka makin tinggi juga tuntutan penampilan yang tentunya disesuaikan pula anggaran untuk membeli barang-barang branded tersebut. Sebab, penampilan bagi seseorang-khususnya jabatan yang mewakili brand perusahaan, ikut membawa citra dari perusahaan dimana ia bekerja.
Gengsi dan pencitraan sering menjadi salah satu alasan yang melatarbelakangi perilaku konsumen. Banyak konsumen yang membutuhkan barang branded tapi tidak cukup modal untuk memenuhinya, sehingga ia beralih menggunakan barang tiruan atau biasa disebut KW, yang semakin banyak bermunculan di pasaran. Dan ketika status ekonomi mereka naik, mereka juga akan beranjak dan beralih ke barang branded yang asli.
Ada juga konsumen yang mengakali dengan membeli barang second branded, untuk mendapatkan barang branded yang disesuaikan dengan anggarannya. Design dan kualitas tetap asli, yang membedakan hanya "pernah dipakai orang lain sebelumnya", namun kondisinya masih bagus dan terawat, bahkan kalau beruntung bisa mendapatkan barang yang baru sekali-dua kali dipakai oleh pemilik sebelumnya.
Bagaimana cara kita mengkonsumsi barang branded adalah tergantung pada selera dan dengan melihat kebutuhan kita. Yang terpenting adalah cara kita mengaplikasikannya ke penampilan kita yang kita sesuaikan dengan kepribadian sehingga menimbulkan rasa nyaman ketika kita gunakan. Bahkan sering saya lihat, untuk orang tertentu yang kreatif namun insting fashionnya asik, mereka bisa menggunakan pakaian dan aksesorisnya yang "super biasa saja" namun kelihatan stylish and chic.
(S/Y)
JOIN NOW !!!
BalasHapusDan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
BURUAN DAFTAR!
dewa-lotto.name
dewa-lotto.com