WASPADA LGBT dan PENGARUHNYA PADA ANAK
Waspada LGBT
Baru-baru ini, negara kita melalui pemerintah telah
menyatakan bahwa, "tidak ada ruang bagi komunitas LGBT di Indonesia." Tentu
saja pernyataan tersebut memancing pro dan kontra. Sejatinya LGBT di Indonesia
sudah ada sejak dahulu, walaupun tidak seheboh saat ini. Beberapa hal yang
menjadi pertimbangan mengapa komunitas LGBT tidak dapat diterima di Indonesia
diantaranya adalah, bertentangan dengan norma Agama, memberikan pengaruh negatif
terhadap sosial-kemasyarakatan, dan tidak sedikit juga yang menjadi sumber
penyebab berbagai penyakit mengerikan seperti HIV.
Menilik beberapa dampak yang disebabkan oleh pergaulan bebas
seperti pergaulan dengan sesama jenis tersebut, sudah sewajarnya apabila banyak
orangtua di Indonesia yang khawatir anaknya akan terjangkiti pengaruh LGBT. Orang tua harus
waspada LGBT dan pengaruhnya pada anak, karena pengaruhnya mudah tersebar dalam
pergaulan anak sehari-hari. Namun bagaimana cara orangtua dalam melawan pengaruh LGBT
tersebut? Karena saat ini, banyak di antara orangtua yang merasa khawatir namun
tidak tahu bagaimana caranya bertindak yang tepat dan benar agar anak-anak
mereka dan keturunan mereka tidak terpengaruh.
Mengenal
LGBT
Sebelum berbicara lebih jauh, mungkin ada baiknya kita
membahas sedikit mengenai, apa itu LGBT? LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay,
Bisexual, Transgender.
Dari beberapa kata-kata di atas, sebagian besarnya diambil
dari istilah asing, seperti: "lesbian" berarti wanita yang menyukai
sesama jenisnya. Sedangkan "gay" artinya pria yang menyukai sesama
jenisnya. Kemudian "biseksual" berarti orientasi seksual yang tidak
terarah. Bisa jadi, yang mengidap biseksual menyukai sesama jenis dan juga
sekaligus menyukai lawan jenis. Sedangkan untuk transgender, walaupun mereka
kebanyakan tidak ingin dikatakan mengalami masalah kelainan seksual atau lebih
jelasnya, mereka merasa bahwa mereka hanya mengalami masalah dengan
gender.
Transgender sering digunakan untuk menggambarkan seseorang
yang tidak puas dengan gendernya saat itu. Contohnya, seseorang yang dilahirkan
laki-laki merasa bahwa ia seharusnya lahir dengan jenis kelamin perempuan
karena memiliki sifat yang lebih kewanita-wanitaan atau karena rupa dan bentuk
tubuh yang mirip dengan wanita.
Alasan mengapa
banyak orang tidak bisa menerima LGBT diantaranya adalah karena:
Menurut penelitian, setidaknya 78% pelaku homoseksual
terjangkit penyakit kelamin menular. Hasil penelitian lain di Inggris
mengatakan bahwa pelaku homoseksual lebih rentan terkena kanker. Diantara
kanker yang paling sering dialami oleh mereka adalah, kanker anal, kanker
mulut, dan meningitis atau radang selaput otak. Selain itu dampaknya juga dapat
menyebabkan HIV/AIDS, dampak sosial seperti meningkatnya pasangan zina atau
pasangan diluar nikah yang melakukan hubungan seksual, menyebabkan pengaruh
pada pendidikan karena kebanyakan mereka yang terkena pengaruh LGBT biasanya
mengalami putus sekolah. Selain itu dampak keamanan juga sangat dikhawatirkan.
Menurut penelitian, kaum homoseksual berperan besar terhadap pelecehan seksual
kepada anak-anak.
Peran penting
orangtua dalam mengawasi anak remaja agar tidak terpengaruh LGBT
Orangtua adalah tameng utama yang harus memberikan
pengarahan, pendidikan, dan perlindungan terhadap anak-anak maupun remaja dalam
menghindari dampak LGBT.
Pendidikan seksual. Diakui atau tidak, pendidikan seksual
sangat penting diberikan kepada anak-anak terutama melalui orangtua mereka agar
mereka lebih mengetahui secara pasti mana yang benar dan mana yang baik bagi
mereka dan untuk menghindari beberapa dampak yang diberikan di atas.
Pendidikan agama. Salah satu tameng untuk melindungi anak
terhadap pergaulan bebas dan pengaruh LGBT, pendidikan agama sangat dibutuhkan.
Namun sayangnya, justru banyak orangtua saat ini yang tidak berani memberikan
pendidikan agama kepada anak-anaknya secara langsung mengingat mereka juga
tidak memiliki latar belakang pendidikan agama atau pengetahuan yang
dibutuhkan.
Keharmonisan keluarga. Menurut beberapa penelitian, faktor
keluarga terutama keharmonisan di dalam keluarga memegang peranan penting
terhadap kelainan orientasi seksual pada anak di usia remaja maupun dewasa.
Anak-anak yang tumbuh di keluarga yang tidak harmonis, sering mendengar
pertengkaran orangtua, sering mendapatkan perlakuan kasar, atau pengekangan
yang berlebihan juga menyebabkan anak bisa mengalami masalah dengan orientasi
seksual.
Pergaulan dan lingkungan. Orangtua juga berperan penting
dalam mengawasi anak pada saat bergaul. Lingkungan di mana anak-anak bergaul
adalah pengaruh paling besar dalam kehidupan mereka dan dalam jiwa mereka. Sebagai
orangtua yang perduli, sudah sepatutnya kita mengawasi pergaulan anak-anak,
memberikan pengarahan apabila anak terlihat melenceng, tidak memberikan
kebebasan kepada anak tanpa pengawasan, dan orangtua juga berperan penting
untuk membatasi pergaulan pada anak-anaknya yang sering keluar pada malam
hari.
Disamping beberapa peran penting orangtua di atas dalam
mencegah LGBT agar tidak berjalan di dalam keluarga kami memang ada beberapa
faktor lain yang juga perlu diwaspadai seperti faktor genetik yang selama ini
didengung-dengungkan oleh beberapa ahli yang juga dianggap berperan dalam
memperbesar resiko seorang anak terkena pengaruh LGBT. Namun dengan pengawasan
dan pendidikan yang baik dari orangtua, seorang anak diharapkan bisa
terselamatkan dari pengaruh negatif LGBT.
0 komentar:
Posting Komentar