Senin, 15 Agustus 2016

WASPADA LGBT dan PENGARUHNYA PADA ANAK


Waspada LGBT
Baru-baru ini, negara kita melalui pemerintah telah menyatakan bahwa, "tidak ada ruang bagi komunitas LGBT di Indonesia." Tentu saja pernyataan tersebut memancing pro dan kontra. Sejatinya LGBT di Indonesia sudah ada sejak dahulu, walaupun tidak seheboh saat ini. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan mengapa komunitas LGBT tidak dapat diterima di Indonesia diantaranya adalah, bertentangan dengan norma Agama, memberikan pengaruh negatif terhadap sosial-kemasyarakatan, dan tidak sedikit juga yang menjadi sumber penyebab berbagai penyakit mengerikan seperti HIV. 

Menilik beberapa dampak yang disebabkan oleh pergaulan bebas seperti pergaulan dengan sesama jenis tersebut, sudah sewajarnya apabila banyak orangtua di Indonesia yang khawatir anaknya akan terjangkiti pengaruh LGBT. Orang tua harus waspada LGBT dan pengaruhnya pada anak, karena pengaruhnya mudah tersebar dalam pergaulan anak sehari-hari. Namun bagaimana cara orangtua dalam melawan pengaruh LGBT tersebut? Karena saat ini, banyak di antara orangtua yang merasa khawatir namun tidak tahu bagaimana caranya bertindak yang tepat dan benar agar anak-anak mereka dan keturunan mereka tidak terpengaruh. 

Mengenal LGBT 

Sebelum berbicara lebih jauh, mungkin ada baiknya kita membahas sedikit mengenai, apa itu LGBT? LGBT adalah singkatan dari Lesbian, Gay, Bisexual, Transgender. 

Dari beberapa kata-kata di atas, sebagian besarnya diambil dari istilah asing, seperti: "lesbian" berarti wanita yang menyukai sesama jenisnya. Sedangkan "gay" artinya pria yang menyukai sesama jenisnya. Kemudian "biseksual" berarti orientasi seksual yang tidak terarah. Bisa jadi, yang mengidap biseksual menyukai sesama jenis dan juga sekaligus menyukai lawan jenis. Sedangkan untuk transgender, walaupun mereka kebanyakan tidak ingin dikatakan mengalami masalah kelainan seksual atau lebih jelasnya, mereka merasa bahwa mereka hanya mengalami masalah dengan gender. 

Transgender sering digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak puas dengan gendernya saat itu. Contohnya, seseorang yang dilahirkan laki-laki merasa bahwa ia seharusnya lahir dengan jenis kelamin perempuan karena memiliki sifat yang lebih kewanita-wanitaan atau karena rupa dan bentuk tubuh yang mirip dengan wanita.


Alasan mengapa banyak orang tidak bisa menerima LGBT diantaranya adalah karena:

Menurut penelitian, setidaknya 78% pelaku homoseksual terjangkit penyakit kelamin menular. Hasil penelitian lain di Inggris mengatakan bahwa pelaku homoseksual lebih rentan terkena kanker. Diantara kanker yang paling sering dialami oleh mereka adalah, kanker anal, kanker mulut, dan meningitis atau radang selaput otak. Selain itu dampaknya juga dapat menyebabkan HIV/AIDS, dampak sosial seperti meningkatnya pasangan zina atau pasangan diluar nikah yang melakukan hubungan seksual, menyebabkan pengaruh pada pendidikan karena kebanyakan mereka yang terkena pengaruh LGBT biasanya mengalami putus sekolah. Selain itu dampak keamanan juga sangat dikhawatirkan. Menurut penelitian, kaum homoseksual berperan besar terhadap pelecehan seksual kepada anak-anak. 

Peran penting orangtua dalam mengawasi anak remaja agar tidak terpengaruh LGBT 

Orangtua adalah tameng utama yang harus memberikan pengarahan, pendidikan, dan perlindungan terhadap anak-anak maupun remaja dalam menghindari dampak LGBT.  
Pendidikan seksual. Diakui atau tidak, pendidikan seksual sangat penting diberikan kepada anak-anak terutama melalui orangtua mereka agar mereka lebih mengetahui secara pasti mana yang benar dan mana yang baik bagi mereka dan untuk menghindari beberapa dampak yang diberikan di atas. 
Pendidikan agama. Salah satu tameng untuk melindungi anak terhadap pergaulan bebas dan pengaruh LGBT, pendidikan agama sangat dibutuhkan. Namun sayangnya, justru banyak orangtua saat ini yang tidak berani memberikan pendidikan agama kepada anak-anaknya secara langsung mengingat mereka juga tidak memiliki latar belakang pendidikan agama atau pengetahuan yang dibutuhkan. 
Keharmonisan keluarga. Menurut beberapa penelitian, faktor keluarga terutama keharmonisan di dalam keluarga memegang peranan penting terhadap kelainan orientasi seksual pada anak di usia remaja maupun dewasa. Anak-anak yang tumbuh di keluarga yang tidak harmonis, sering mendengar pertengkaran orangtua, sering mendapatkan perlakuan kasar, atau pengekangan yang berlebihan juga menyebabkan anak bisa mengalami masalah dengan orientasi seksual. 
Pergaulan dan lingkungan. Orangtua juga berperan penting dalam mengawasi anak pada saat bergaul. Lingkungan di mana anak-anak bergaul adalah pengaruh paling besar dalam kehidupan mereka dan dalam jiwa mereka. Sebagai orangtua yang perduli, sudah sepatutnya kita mengawasi pergaulan anak-anak, memberikan pengarahan apabila anak terlihat melenceng, tidak memberikan kebebasan kepada anak tanpa pengawasan, dan orangtua juga berperan penting untuk membatasi pergaulan pada anak-anaknya yang sering keluar pada malam hari. 

Disamping beberapa peran penting orangtua di atas dalam mencegah LGBT agar tidak berjalan di dalam keluarga kami memang ada beberapa faktor lain yang juga perlu diwaspadai seperti faktor genetik yang selama ini didengung-dengungkan oleh beberapa ahli yang juga dianggap berperan dalam memperbesar resiko seorang anak terkena pengaruh LGBT. Namun dengan pengawasan dan pendidikan yang baik dari orangtua, seorang anak diharapkan bisa terselamatkan dari pengaruh negatif LGBT.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 Femalixious
| Distributed By Gooyaabi Templates